Renungan dan Katekese, Minggu 03 November 2024
A. Panggilan Mengasihi Untuk Semua - Sr.M.Henrika. FSGM
Pada hari Minggu Biasa Pekan XXXI ini, bacaan-bacaan Kitab Suci memaparkan tentang perintah “mengasihi”. Seperti dalam bacaan pertama, Musa memberi perintah kepada seluruh umat Israel untuk mengasihi Tuhan Allah, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan. Sedangkan Dalam bacaan kedua, Surat kepada orang Ibrani, sebagai wujud kasih-Nya, dikatakan bahwa Yesus telah mempersembahkan diri dan nyawaNya sendiri sebagai korban penebus dosa manusia. (bdk. Ibr 7:27). Dan akhirnya dalam Injil Markus, dengan pertanyaan orang Saduki tentang hukum yang paling utama, Yesus memberi jawaban atas pertanyaan tersebut dengan mengingatkan mereka akan apa yang diajarkan hukum Taurat:” Dengarkanlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa Kasihanilah TUHAN,Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”(UL.6:4-5 ). Dan hukum yang kedua ialah: “ Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Saudara saudari, dari jawaban Yesus di sini dengan sangat jelas ditegaskan bahwa Yesus mengasihi Tuhan dan sesama. Yesus tidak mengatakan Kasihilah Tuhan saja dimana kita dapat mengungkapkan nya melalui doa-doa kita saja. Tetapi sebaliknya juga tidak dimaksudkan bahwa untuk menunjukkan cinta cukup hanya dengan mewujudkanya dalam tindakan dan perbuatan baik kita kepada sesama saja. Sebaliknya Yesus dengan jelas menggunakan kata "dan" yang mengandaikan bahwa tiadanya salah satu membuat yang lain tidak berarti. Kasih kepada Tuhan mendasari dan memberi arti kasih pada sesama, sebaliknya kasih pada sesama merupakan bukti nyata kasih manusia kepada Tuhan.
Maka adalah tidak tepat apa bila mengaku diri sebagai orang kristianai kalau hanya berhenti pada doa-doa saja. Demikian juga sebaliknya apabila perbuatan baik kita kepada sesama hanya mengalir begitu saja tanpa didasari iman akan Allah sang sumber kasih. Karena orang tidak beriman pun dapat melakukan juga hal yang sama. Untuk Itu perlunya kita setiap saat untuk menyadari bahwa Allah adalah sumber Kasih itu sendiri. Sedangkan dunia ciptaan dan manusia merupakan luapan kasih Allah. Demikianlah Yesus menunjukkan tentang kualitas serta nilai keagungan mengasihi, yang Dia lakukan untuk Allah dan manusia
.
Yesus mengajak kita untuk senantiasa mengasihi Bapa yang telah lebih dulu mengasihi kita dan mewujudkannya dalam sikap hidup kepada sesama. Karena kita mengasihi sesama bukan karena mereka adalah orang lain yang patut dikasihani, melainkan kita mengasihi orang lain karena kita melihat diri kita ada di dalam mereka itu. Itulah sifat cinta kasih yang seharusnya kita bangun dalam kehidupan kita.
Namun demikian bukanlah hal yang mudah untuk dapat melaksanakan itu semua. Mengasihi Tuhan ketika kita masih dalam kondisi baik mungkin tidak terlalu sulit. Tetapi ketika kondisi kita sedang tidak baik-baik saja, apakah kita juga masih dapat mengasihi Tuhan dengan baik. Tetapi katena kita menyadari bahwa .kasih bukanlah sekedar upaya manusia tetapi lebih dari itu merupakan anugerah yang berasal dari Allah sendiri(1Yoh 4:7). Karena berasal dari Allah, maka kasih mempunyai sifat “tak berkesudahan” (1Kor 13:8). Untuk itulah ketika "kasih" menjadi hukum yang utama, maka kasih hendaknya menjadi pijakan dari setiap perbuatan dan tindakan hidup kita. Disinilah kita dapat melihat kualitas iman kita dalam ungkapan dan relasi kita pada Tuhan tetapi sekaligus dalam perwujudan konkrit kidup kita kepada sesama dan bahkan kepada seluruh alam semesta. Amin.
B. 1 November - Hari Raya Semua Orang Kudus Dan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Setiap tanggal 1 November, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Sebagaimana nama perayaannya, Hari Raya Semua Orang Kudus dirayakan oleh seluruh umat Katolik untuk menghormati para Kudus. Siapakah para Kudus? “Persekutuan orang kudus” terdiri atas semua manusia yang menempatkan harapan mereka dalam Kristus serta menjadi milikNya melalui baptisan, terlepas dari apakah mereka masih hidup atau telah meninggal. Karena di dalam Kristus, kita adalah SATU TUBUH; kita hidup dalam satu persekutuan yang meliputi surga dan bumi (bdk. YOUCAT nomor 146). Maka, hari raya ini secara khusus ingin memperingati semua orang yang telah berdiri di hadapan takhta Allah, yakni mereka yang telah memelihara imannya dengan baik hingga akhir hidupnya di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga.
Setelah kita merayakan Hari Raya semua Orang Kudus dan berdoa memohon agar kita pun kelak bisa berbahagia bersama mereka di dalam surga sambil memandang wajah Allah, Bapa kita. Hari ini kita mengenang saudara-saudara kita yang telah meninggal namun masih berada di Api Penyucian. Bahkan seluruh bulan Nopember ini kita khususkan untuk berdoa dan berkorban untuk memohon kerahiman Allah atas mereka. Hal ini kita lakukan karena di dalam Yesus Kristus, Penyelamat semua orang yang, merindukan keselamatan dari Allah dengan tulus hati, kita tetap bersatu padu dengan mereka. Dalam iman akan Kristus itu, kita percaya bahwa apa yang kita namakan Persekutuan para Kudus meliputi baik kita yang masih hidup di dunia ini, maupun semua Orang Kudus di surga, dan semua orang yang telah meninggal. Bersama-sama kita membentuk dan terhimpun di dalam satu Gereja, yaitu Tubuh Mistik Kristus.
Hari ini kita secara khusus mengenang dan berdoa bagi arwah semua orang beriman yang telah meninggal dunia. Maka kiranya ada baiknya kita menyadari makna peristiwa kematian menurut ajaran iman kita. Bagi kita orang Kristen saat kematian sesungguhnya merupakan peristiwa puncak kehidupan. Hidup kita tidak lenyap, melainkan hanya diubah. Kita percaya bahwa sesudah pengembaraan kita di dunia ini selesai, tersedialah bagi kita kediaman abadi di surga. Kematian bagi kita merupakan saat kita mempercayakan diri secara total kepada Kristus, kebangkitan dan kehidupan kita saat perjumpaan abadi dengan Dia, pokok pengharapan kita, yang mengantar kita pulang ke rumah Bapa.
Atas dasar iman itu, kita memohon agar saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia disucikan dari segala dosanya, dibebaskan dari segala hambatan dan noda, dan boleh menikmati kebahagiaan kekal di sisi kanan Allah, Bapa kita, serta boleh bersama-sama para kudus di surga memandang wajah Allah yang dirindukannya. Hari kenangan dan peringatan ini pun sekaligus memberi penghiburan rohani bagi kita, bahwa kelak kita akan berjumpa kembali dengan saudara-saudara yang telah mendahului kita, untuk bersama Maria memuji dan memuliakan Allah dalam persekutuan semua orang kudus. Kita pun pada suatu ketika akan meninggalkan dunia ini dan pulang kepada Bapa di surga. Tetapi kita percaya bahwa hidup atau mati, kita tetap milik Kristus.
C. Mazmur 1 November
Panduan Mazmur Tanggapan & Bait Pengantar Injil
1 NOVEMBER 2024 - EDISI BARU - Hari Raya Semua Orang Kudus
Pemazmur : Flaviana Eliana
Organis : M. Fredi Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar